1. Konsep Dasar haemoroid
a) Pengertian
Haemoroid adalah pelebaran varises satu segmen atau lebih vena haemoradialis (Mansjoer, 2000).
Haemoroid adalah Bagian vena yang berdilatasi dalam kanal anal (Brunner& Suddarth, 2002)
Haemoroid adalah Pelebaran pembuluh darah balik (vena) (yang terdapat di daerah saluran cerna bagian bawah yang berbatasan dengan dubur/anus (Ambaien, 2006)
b) WOC (Terlampir)
c) Pemeriksaan Diagnostik
Pemeriksaan diagnostik biasanya dilakukan tergantung derajad haemoroid. Pemeriksaanya antara lain :
1) pemeriksaan colok dubur termasuk anorektoskopi (alat untuk melihat kelainan di daerah anus dan rektum).
2) Sigmoidoskopi
Pemeriksaan kolon sigmoid dengan menggunakan sigmoidoskop logam yang kaku.
Barium enema dan kolonoskopi/endoskopi (teropong usus besar).
d) Penatalaksanaan Medis
1) Penatalaksanaan medis non farmakologis
a) Anjurkan untuk berendam di air hangat selama 10-15 menit, tiga kali sehari. Berendam akan membantu meredakan nyeri dan membersihkan area yang terinfeksi.
b) Kontrol konstipasi dengan diet tinggi serat, karena konstipasi salah satu penyebab utama haemoroid.
c) Anjurkan minum air minimal 8 gelas sehari secara rutin.
d) Hindari minuman beralkohol, karena minuman ini dapat menyebabkan dehidrasi sehingga membuat defekasi menjadi kering dan sulit.
e) Hindari menggosok haemoroid karena akan makin teriritasi.
f) Berolah raga secara rutin seperti jalan-jalan.
g) Jangan menunda defekasi, juga jangan memaksa untuk defekasi bila belum terasa ingin sekali.
2) Penatalaksanaan medis farmakologis
a) Obat untuk memperbaiki defekasi : terdiri dari suplemen serat dan pelicin tinja, misalnya : dulcolax, microlax.
b) Obat untuk meredakan keluhan : Bertujuan untuk menghilangkan atau mengurangi keluhan rasa gatal,nyeri, atau kerusakan kulit di daerah anus, misal supositoria untuk haemoroid interna dan salep atau krem untuk haemoroid eksterna.
c) Obat menghentikan perdarahan: perdarahan menandakan adanya luka pada dinding anus atau pecahnya vena haemoroid yang dindingnya tipis. Yang banyak digunakan adalah campuran diasmin (90%) dan hesperidin (10%)..
d) Obat mencegah haemoroid : digunakan obat yang sama dengan obat untuk menghentikan perdarahan.
3) Penatalaksanaan Pembedahan
Penatalaksanaan pembedahan biasanya dilakukan pada haemoroid derajat III dan IV. Tindakan yang paling sering dilakukan adalah tindakan haemoroidektomy.
2. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan Haemoroid
a) Pengkajian
1) Pengumpulan data
a) Pre operasi
(1) Data subyektif
Pasien mengatakan susah BAB, terasa nyeri pada anus saat mengejan dan saat defekasi, badanya lemas, nafsu makan menurun, gatal pada anusnya, rektal terasa penuh, dan pasien mengatakan kurang paham mengenai penyakitnya.
(2) Data obyektif
Pasien tampak gelisah, pasien tampak mual, muntah, anoreksia, terdapat skibala, terdapat distensi abdomen, bising usus abnormal, (kurang lebih 5 kali/menit).
b) Post operasi
(1) Data Subyektif
Pasien mengatakan nyeri pada area luka operasi, pasien mengeluh pusing, pasien mengatakan susah BAB, pasien mengatakan minum 3 gelas per hari (600 cc).
(2) Data Obyektif
Pasien tampak pucat, tekanan darah menurun, nadi meningkat, raut wajah pasien tampak kesakitan, saat pindah posisi pasien tampak hati-hati.
2) Diagnosa Keperawatan
a) Pre operasi
1. Ansietas berhubungan dengan kurang pengetahuan tentang prognosa, kondisi dan pengobatan penyakit.
2. Nyeri akut berhubungan dengan imflamasi dan spasme otot polos sekunder terhadap haemoroid.
3. Perubahan pola eleminasi BAB: konstipasi berhubungan dengan penurunan peristaltik usus sekunder terhadap tidak adekuatnya diet ( kurang serat).
4. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan anoreksia.
b) Post operasi
1. Perubahan pola eleminasi BAB : konstipasi berhubungan dengan ketidak adekuatan serat dalam diet
2. Perubahan kenyamanan (nyeri) berhubungan dengan trauma jaringan dan spasme otot sekunder akibat pembedahan (haemoroidektomy).
3. Kekurangan volume cairan berhubungan dengan perdarahan .
4. Resiko tinggi terhadap perubahan perfusi jaringan perifir berhubungan dengan hipovolemi.
5. Resiko infeksi berhubungan dengan sisi masuknya organisme sekunder terhadap pembedahan (luika operasi) dan jalur invasif.
b) Perencanaan
Perencanaan di buat berdasarkan diagnosa keperawatan. Prioritas diagnosa berdasarkan respon yang paling dirasakan oleh pasien, yaitu :
1) Prioritas diagnosa Keperawatan
a) Pre operasi
1. Nyeri akut berhubungan dengan imflamasi dan spasme otot polos sekunder terhadap haemoroid.
2. Perubahan pola eleminasi BAB: konstipasi berhubungan dengan penurunan peristaltik usus sekunder terhadap tidak adekuatnya diet (kurang serat).
3. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan anoreksia
4. Ansietas berhubungan dengan kurang pengetahuan tentang prognosa, kondisi dan pengobatan penyakit
b) Post operasi
1. Perubahan pola eleminasi BAB : konstipasi berhubungan dengan ketidak adekuatan serat dalam
2. Perubahan kenyamanan (nyeri) berhubungan dengan trauma jaringan dan spasme otot sekunder
3. Kekurangan volume cairan berhubungan dengan perdarahan .
4. Resiko tinggi terhadap perubahan perfusi jaringan perifir berhubungan dengan hipovolemi
5. Resiko infeksi berhubungan dengan sisi masuknya organisme sekunder terhadap pembedahan (luika operasi) dan jalur invasif.
Rencana perawatan berdasarkan diagnosa keperawatan
a) Pre operasi
(1) Nyeri akut berhubungan dengan imflamasi dan spasme otot polos sekunder terhadap haemoroid
Rencana tujuan : nyeri dapat terkontrol, berkurang atau hilang
Kriteria Hasil : pasien tampak rileks, mampu tidur dan beristirahat dengan baik, nadi 60-100 kali/menit, pasien tidak meringis, skala nyeri ringan (1-3) dari 0-10 skala nyeri
Rencana Tindakan :
(a) Kaji skala, lokasi dan karakteristik nyeri
Rasional : dengan mengkaji skala nyeri dapat membantu evaluasi derajat ketidaknyamanan.
(b) Anjurkan tehnik nafas dalam
Rasional : dengan nafas dalam dapat membantu mengurangi nyeri.
(c) Ajarkan tehnik distraksi
Rasional : distarksi merupakan pengalihan perhatian dalam membantu menurunkan rasa nyeri.
(d) Kolaborasi dalam pemberian analgetik sesuai indikasi
Rasional : menghilangkan nyeri dan meningkatkan kenyamanan.
(2) Perubahan pola eleminasi BAB: konstipasi berhubungan dengan penurunan peristaltik usus sekunder terhadap tidak adekuatnya diet (kurang serat).
Rencana Tujuan : pasien dapat BAB dengan normal.
Kriteria Hasil : feses lembek,warna kekuningan, distensi perut tidak ada, bising usus 6-12 kali/menit.
Rencana Tindakan :
(a) Beri diet tinggi serat
Rasional : makanan yang berserat dapat membantu melancarkan defekasi.
(b) Observasi bising usus dan distensi perut
Rasional : mengukur bising usus mengetahui kerja dari peristaltik usus.
(c) Anjurkan pasien untuk mobilisasi
Rasional : dengan mobilisasi diharapkan peristaltik usus meningkat
(d) Tingkatkan masukan cairan
Rasional : menurunkan konstipasi dengan memperbaiki konsistensi feses
(e) Kolaborasi dalam pemberian obat pencahar
Rasional : obat pencahar membantu melancarkan feces
(3) Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan anoreksia
Rencana Tujuan : Asupan nutrisi adekuat
Rasional : meningkatnya masukan makanan peroral, keluhan mual muntah hilang, nafsu makan meningkat
Rencana Tindakan :
(a) Kaji asupan diet dan status nutrisi
Rasional : mengidentifikasi defisit dalam asupan nutrisi dan kecukupan diet atau status nutrisi
(b) Beri makan porsi kecil tapi sering
Rasional : perubahan mobilitas gaster dapat berefek merugikan pada absorpsi
(c) Beri perawatan oral hygiene sebelum makan
Rasional : meningkatkan suasana lingkungan yang positif dan meningkatkan selera makan
(d) Timbang berat badan
Rasional : mengetahui kecukupan nutrisi
(4) Ansietas berhubungan dengan kurang pengetahuan tentang prognosa, kondisi dan pengobatan penyakit
Rencana Tujuan : Cemas berkurang atau hilang
Kriteria Hasil : pasien tidak tegang dan gelisah, TD dan nadi normal
Rencana Tindakan :
(a) Kaji tingkat kecemasan pasien
Rasional : dapat memberikan gambaran yang jelas, apa yang menjadi alternatif tindakan yang di rencanakan
(b) Beri penjelasan tentang penyakit, prognosa dan pengobatannya
Rasional : membantu dalam meningkatkan pemahaman pasien tentang penyakitnya
(c) Beri support sistem
Rasional : mengurangi kecemasan dan meningkatkan kesembuhan pasien
b) Post Operasi
(1) Perubahan pola eleminasi BAB : konstipasi berhubungan dengan ketidak adekuatan serat dalam
Rencana Tujuan : pasien dapat BAB dengan normal
Kriteria Hasil : feces lembek, warna kekuningan, distensi perut tidak ada, bising usus 6-12 kali/menit
Rencana Tindakan :
(a) Kaji pola defekasi pasien
Rasional : Untuk mengetahui sejauhmana masalah eleminasi BAB yang di derita pasien
(b) Auskultasi bising usus
Rasional : penurunan bising usus menandakan konstipasi
(c) Beri diet tinggi serat
Rasional : makanan tinggi serat dapat melancarkan defekasi
(d) Anjurkan pasien untuk banyak minum
Rasional : dengan banyak minum dapat melancarkan defekasi
(e) Anjurkan mobilisasi (jalan-jalan)
Rasional : merangsang kontraksi otot-otot perut
(2) Perubahan kenyamanan (nyeri) berhubungan dengan trauma jaringan dan spasme otot sekunder
Rencana tujuan : nyeri dapat terkontrol, berkurang atau hilang
Kriteria Hasil : pasien tampak rileks, mampu tidur dan beristirahat dengan baik, nadi 60-100 kali/menit, pasien tidak meringis, skala nyeri ringan (1-3) dari 0-10 skala nyeri
Rencana Tindakan :
(a) Kaji skala, lokasi dan karakteristik nyeri
Rasional : dengan mengkaji skala nyeri dapat membantu evaluasi derajat ketidaknyamanan
(b) Observasi adanya tanda-tanda seperti ekspresi wajah, posisi tubuh, gelisah, meringis
Rasional : mengidentifikasi berat ringanya nyeri yang di rasakan pasien
(c) Ajarkan tehnik distraksi dan relaksasi
Rasional : distarksi dan relaksasi merupakan pengalihan perhatian dalam membantu menurunkan rasa nyeri
(d) Kolaborasi dalam pemberian analgetik sesuai indikasi
Rasional : menghilangkan nyeri dan meningkatkan kenyamanan.
(3) Kekurangan volume cairan berhubungan dengan perdarahan
Rencana Tujuan : kebutuhan cairan adekuat
Kriteria Hasil : mukosa bibir lembab, turgor kulit elastis,tidak ada penurunan berat badan, asupan dan haluaran adekuat, tidak ada mual muntah
Rencana Tindakan :
(a) Observasi tanda-tanda vital
Rasional : penurunan tekanan darah dan nadi dapat digunakan untuk perkiraan kehilangan cairan (darah)
(b) Pertahankan tirah baringf
Rasional : aktivitas meningkatkan tekanan intra abdomen dan dapat mencetuskan perdarahan lanjut
(c) Observasi perdarahan
Rasional : kehilangan atau tidak adekuatnya penggantian faktor pembekuan, memperburuk kondisi pasien tanpa intrevensi yang tepat
(d) Kolaborasi dalam pemberian cairan atau darah sesuai indikasi.
Rasional : penggantian cairan tergantung pada derajat hipovolemi dan lamanya perdarahan
(4) Resiko tinggi terhadap perubahan perfusi jaringan perifir berhubungan dengan hipovolemi
Rencana Tujuan : perubahan perfusi jaringan perifer tidak trejadi
Kriteria Hasil : akral hangat, tidak pusing, tidak pucat, TD normal
Rencana Tindakan :
(a) Kaji kulit terhadap dingin atau pucat
Rasional : vasokonstriksi adalah respon terhadap penurunan volume sirkulasi
(b) Observasi keadaan kulit pasien
Rasional : gangguan pada sirkulasi perifer, meningkatkan resiko kerusakan kulit
(c) Kolaborasi dalam pemeberian O2 tambahan sesuai indikasi
Rasional : mengobati hipoksemia, dan asidosis laktatselama perdarahan
(d) Pantau GDA
Rasional : mengidentifikasi hipoksemia, kebutuhan untuk terapi
(5) Resiko infeksi berhubungan dengan sisi masuknya organisme sekunder terhadap pembedahan (luika operasi) dan jalur invasif
Rencana Tujuan : Infeksi tidak terjadi
Kriteria Hasil : tanda-tanda infeksi tidak ada, hasil lab WBC normal (4,00-11,00 K/uL)
Rencana Tindakan :
(a) Observasi vital sign
Rasional : dengan mengobservasi vital sign dapat mengetahui secara dini gejala atau tanda-tanda infeksi dan keadaan umum pasien
(b) Cuci tangan sebelum dan sesudah kontak dengan pasien
Rasional : dengan cara steril adalah tindakan preventif terhadap kemungkinan terjadinya infeksi
(c) Rawat luka dengan tehnik aseptik
Rasional : mencegah terjadinya infeksi
(d) Kolaborasi dalam pemberian antibiotik sesuai indikasi
Rasional : obat-obatan antibiotik dapat membunuh dan mencegah kuman-kuman masuk ke dalam tubuh
c) Pelaksanaan
Pelaksanaan tindakan keperawatan berdasarkan rencana yang telah di buat dalam rencana perawatan ( Doengoes, 1999)
d) Evaluasi
Evaluasi adalah proses penilaian pencapaian tujuan serta pengkajian rencana keperawatan.Mengevaluasi diagnosa keperawatan berarti perawat mengkaji status klien, membandingkan respon dengan kriteria hasil dan menyimpulkan apakah ada kemajuan atau tidak terhadap hasil yang di capai (Carpenito, 1998). Dalam proses keperawatan berdasarkan masalah yang muncul maka hal-hal yang di harapkan pada evaluasi adalah sebagai berikut :
1) Pre operasi
a) Nyeri dapat berkurang, terkontrol atau hilang
b) Pasien dapat BAB dengan normal
c) Asupan nutrisi adekuat
d) Cemas berkurang atau hilang
2) Post operasi
a) Pasien dapat BAB dengan normal
b) Nyeri dapat berkurang, terkontrol, ataun hilang
c) Kebutuhan cairan adekuat
d) Perubahan perfusi jaringan perifer tidak terjadi
e) Infeksi tidak terjadi
No comments:
Post a Comment