Pages

Monday, April 26, 2010

CA MAMMAE

  1. Konsep Dasar Ca Mammae

a. Pengertian

Ca mammae adalah pertumbuhan sel-sel payudara yang berlebihan atau tidak terkontrol yang akan membentuk suatu benjolan atau tumor yang bersifat jinak maupun ganas dan merupakan 27% dari kanker pada wanita dan menyebabkan 20% kematian akibat kanker (Price, 1995).

Ca mammae adalah jenis kanker kedua penyebab kematian karena kanker pada wanita. Daerah kanker payudara yang paling umum adalah daerah quadran luar atas payudara dan dibawah putting susu (Gale, 1999).

Ca mammae merupakan salah satu kanker yang terbanyak ditemukan di lndonesia. Biasanya ditemukan pada umum 40-49 tahun dan letak terbanyak di kuadran lateral atas. (Mansjoer, 2000).

Adapun tipe-tipe kanker payudara sebagai berikut :

1) Karsinoma duktal menginfiltrasi

Type yang paling umum, merupakan 15% dari semua jenis kanker payudara. Kanker ini sangat jelas karena keras saat dipalpasi, biasanya bermetastasis ke nodus aksila. Prognosisnya lebih buruk dibandingkan dengan tipe kanker lainnya.

2) Karsinoma lobular menginfiltrasi

Jarang terjadi, merupakan 5-10 % kanker payudara. Tumor ini biasanya terjadi pada suatu area penebalan yang tidak baik pada payudara.

3) Karsinoma medular

Menempati sekitar 6% dari kanker payudara dan tumbuh dalam kapsul di dalam duktus. Tumor ini dapat menjadi besar tetapi meluas dengan lambat; Sehingga prognosisnya lebih baik.

4) Kanker mesinus

Sekitar 2% dari kanker payudara. Penghasil lendir, juga tumbuh dengan lambat. Kanker ini mempunyai prognosis yang lebih baik.

5) Kanker duktal-tubular

Jarang terjadi, sekitar 2% dari kanker. Karena metastasis aksilaris secara histologis tidak lazim, maka prognosisnya sangat baik.

6) Karsinoma inflamatori

Jarang terjadi sekitar 1%-2%. Tumor setempat ini nyeri tekan dan sangat nyeri payudara secara abnormal keras dan membesar; kulit diatas tumor ini merah dan agak. Hitam. Sering terjadi edema dan tetraksi puting susu.

7) Penyakit paget payudara

Jarang terjadi, gejala yang sering timbul adalah rasa terbakar, dan gatal pada panyudara. Tumor dapat duktal atau invasif. Massa tumor sering tidak dapat diraba dibawah puting tempat dimana penyakit ini timbul.

8) Karsinoma payudara in situ:

a) Karsinoma duktal in situ

Secara histologis dibagi 2 sup tipe mayor: komedo dan nonkomedo. Pengobatan paling umum adalah mastektomi.

b) Karsinoma lobular in situ

Ditandai adanya proliferasi sel-sel didalam lobulus payudara. Tahap-tahap Ca mammae berdasarkan pentahapan patologi ada 4 tahap yaitu:

1) Tahap I

Terdiri atas tumor yang kurang dan 2 cm, tidak mengenai modul limfe dan tidak terdeteksi adanya metastase.

2) Tahap II

Terdiri dari tumor yang lebih besar dari 2 cm tetapi kurang dari 5 cm dengan dengan nodul limfe tidak terfiksasi negatif atau positif dan tidak terdeteksi adanya metastatis.

3) Tahap III

Terdiri atas tumor yang lebih besar dari 5 cm atau tumor dengan sembarang ukuran yang menginvasi kulit atau dinding dengan nodus limfe terfiksasi positif dalam vena klavikator dan tanpa bukti adanya matastase.

4) Tahap IV

Terdiri atas tumor sembarang ukuran dengan nodus limfe normal atau kankermosa dan adanya metastase jauh.

Klasifikasi Ca mammae berdasarkan tumor, nodus dan metastasis

1) Tumor Primer (T)

T0: Tidak ada tumor pasien

Tl: Tumor < 2 cm dalam dimensi terbesarnya.

T2: Tumor >2cm, tetapi tidak>5 cm dalam dimensi terbesarnya

T3: Tumor > 5 dalam dimensi terbesarnya

T4: Tumor sembarang ukuran dengan arah perluasan ke dinding dada atau kulit

2) Nodus limfe regional

N0: Tidak ada metastase nodus limfe regional

N1: Metastasis ke nodus limfe aksilaris ipsilateral (s) yang dapat digerakkan.

N2: Metastasis ke nodus limfe aksilaris ipsilateral (s) terfiksasi pada satu sama lain atau pada struktur lainnya

N3: Metasiasis kemnodus limfe mamaria internal ipsilateral..

3) Metastase jauh (ni)

M0: Tidak ata metastase yang jauh

M1 : Metastase jauh (termasuk metastase ke nodus limfe supraklankular ipsilateral)

b. Patofisiplogi

Adapun faktor-faktor risiko untuk Ca mammae meliputi: adanya riwayat pribadi tentang kanker payudara, anak perempuan atau saudara perempuan (hubungan keluarga langsung), dari wanita dengan Ca mammae dan risiko meningkat dua kali jika ibunya terkena kanker sebelum berusia 60 tahun, menarche, dini pada wanita yang mengalami menstruasi sebelum usia 12 tahun. Nulipara dan usia maternal lanjut saat kelahiran anak pertama. Wanita yang mempunyai anak pertama setelab usia 30 tahun menopause pada usia lanjut yaitu 50 tahun meningkatkan risiko mengalami kanker payudara, riwayat penyakit payudara jinak, pemajanan terhadap radiasi ionisasi setelah masa pubertas dan sebelum usia 30 tahun. Wanita yang menggunakan kontraseptif oral, terapi penggantian horman yaitu wanita yang berusia lebih tua, yang menggunakan estrogen suplemen, wanita muda yang mengkonsumsi alkohol. Penyebab keganasan pada kanker payudara masih belum jelas, tetapi faktor lingkungan, faktor hormonal dan faktor genetik semuanya berkaitan dengan risiko terjadinya Ca mammae. Ca mammae berasal dari jaringan epitelial dan paling sering pada sistem duktal. Mula-mula terjadi perubahan genom sel somatik menyebabkan ekspfesi produk gen yang terganggu dan hilangnya pengaturan produk gen maka terjadilah hiperplasia sel­-sel dengan perkembangan sel-sel atipik. Sel-sel yang malignansi kemudian terakumulasi, dimana membutuhkan waktu 7 tahun untuk tumbuh dari sebuah sel tunggal sampai menjadi massa cukup besar untuk dapat teraba (kira-kira berdiameter 1 cm). Sel tersebut menjadi neoplasma ganas salah satu manifestasinya adalah kanker payudara. Kebanyakan dari kanker payudara apabila massanya sudah teraba gejala yang tersering adalah keluar cairan dari puting susu yang khas adalah cairan keluar dari muara duktus dan mungkin payudara dapat berdarah. Tanda-tanda lain dapat berupa adanya lekukan pada kulit akibat distorsi ligamentum cooper dan rasa sakit tidak enak, teraba benjolan pada payudara dan sering meliputi tulang, hepar, paru-paru, susunan, saraf pusat (SSP). Jika metastase tulang yaitu ke tulang belakang mungkin terjadi kompresi medula spinalis, metastase otak, limfedema kronis jika tumor kambuh lagi pada aksila.

c. Pemeriksaan diagnostik

Pemeriksaan diagnostik yang dilakukan pada kasus Ca mammae yaitu (Bruner & Suddarth, 2002) :

1) Mamografi

Memperlihatkan stuktur internal payudara dapat untuk mendefeksi kanker yang tak teraba atau tumor yang terjadi pada tahap awal

2) Ultrasound

Dapat membantu membedakan antara massa padat dan kista, pada wanita yang jaringan payudaranya keras, hasil komplemen dari mamografi

3) Tomography

Memberikan informasi spesifik yang menyangkut jumlah, ukuran, letak dan kepadatan jejas tumor,

4) MRI (Magnetic Ressonance Imaging)

Dapat mendeteksi penyakit payudara, khususnya massa yang lebih besar atau tumor kecil, payudara rnengeras yang sulit diperiksa dengan mamografi

5) Biopsi payudara (jarum atau eksisi)

Memberikan diagnosa definitif terhadap massa dan berguna untuk klasifikasi histologi pertahanan dan seleksi terapi yang tepat.

6) Foto dada, pemeriksaan fungsi hati, hitung set darah dan skan tulang dilakukan untuk mengkaji adanya metastase.

d. Penetalaksanaan Medis

Penatalaksanaan medis pada kasus dengan Ca mammae yaitu :

1) Tindakan operatif

a) Biopsi biasanya jenis pembedahan pertama bagi penderita kanker payudara untuk menentukan bila ada massa, malignansi dan jenis kanker payudara.

b) Mastektomi radikal yang dimodifikasi

Pengangkatan keseluruhan jaringan dan nodus imfe aksilaris otot pektoralis mayor dan minus tetap utuh.

c) Bedah dengan menyelamatkan payudara

Beberapa tehnik yang dilakukan pembedahan payudara diantaranya limfektomi, mastektomi segmental, reseksi kuadran payudara yang sakit dan diseksi nodus aksilaris.

2) Terapi radiasi

Dengan pembedahan yang menyelamatkan payudara, perjalanan terapi penyinaran radiasi biasanya dilakukan setelah insisi massa tumor untuk mengurangi kecendrungan kambuh dan untuk menyingkirkan kanker residual. Sekarang ini pengobatan penyinaran dektron ekstemal telah menggantikan iridium secara luas. Radiasi penyinaran ekstemal dengan foton yang diberikan melalui akselator linier, diberikan setiap hari selama lebih dari 45 minggu pada seluruh regio payudara. Dosis radiasi pekat diberikan pada tempat tumor primer memiliki elektron sebelum radiasi diberikan pasien menjalami sesi perencanaan, untuk tindakan radiasi yang akan berfungsi sebagai model untuk tindakan radiasi yang akan berfungsi sebagai model untuk pengobatan harian. Penanda tinta permanen yang kedua digunakan untuk mengidentifikasikan jaringan payudara yang, akan diiradiasi.

3) Kemoterapi

Kemoterari ajufan untuk kanker payudara melihatkan kombinasi obat multipel yang lebih efektif daripada terapi dosis tunggal. Kombinasi yang lebih sering dianjurkan disebut CMF yang meliputi siklofosfamid (cyfoxam) metotrexat, fluorasil (5-Fu). Regimen-regimen ini biasanya diberikan selama 3-6 bulan. Kombinasi kemoterapi dan hormon-horman seperti famoksifen dapat meningkatkan laju respon tetapi belum menunjukkan secara bermakna peningkatan laju bertahan hidup. Pemberian bersama kemoterapi dengan iradiasi dapat mengakibatkan efek samping dan toksisitas yang lebih menonjol. Pada tumor yang lebih besar, kemoterapi dapat diberikan pada praoperasi untuk mengecilkan tumor.

4) T erapi hormonal

Keputusan terapi hormonal untuk kanker payudara didasarkan pada indeks estrogen dan progesteron yang diturunkan dari pemeriksaan uji jaringan tumor yang diambil selama biopsi biasa. Adapun preparat hormonal yang digunakan antara lain :

a) Tamoxiten

Preparat ini awalnya diindikasikan mengobati pasten pasca menopause dengan reseptor estrogen dan nodus aksilaris positif. Efek samping yang ditimbulkan mual, muntah, rasa, panas, retensi cairan.

b) Diethylstillbestrol

Preparat ini menghambat pelepasan follicle stimulating hormone (FSH) dan luteinizing hormune (LH) dengan demikian menurunkan pembentukan estrogen dan ikatan estrogen. Efek sampingnya yaitu penambahan berat badan, refensi cairan, mual.

c) Magestrol

Preparat ini cara kerjanya dengan menurunkan. Jumlah reseptor estrogen. Peningkatan nafsu makan dan penambahan berat badan adalah efek samping yang mungkin.

d) Fluksimesteron (halotesti)

Derivatif testeron. ini menekan estrogen dengan menekan LH dan FSH etek samping mencakup virilasasi yaitu peningkatan pertumbuhan bulu wajah, suara lebih dalam, hiperfropi. klitois, peningkatan libido.

e) Aminogliltetimid (Cytadien)

Medikasi ini menghambat aromatase, enzim yang berpengaruh terhadap pengubahan androgen. Menjadi estrogen. Efek samping mencakup kemerahan (ruam). menyebabkan gatal-gatal

  1. Koosep dasar Asuhan Keperawatan Ca Mammae

a. Pengkajian

1) Pre Operasi

Pengkajian adalah tahap awal dari proses keperawman. Pada tahap ini akan dilakukan pengumpulan data penganalisaan data; perumusan masalah dan diagnosa keperawatan. Pada, pasien pre operatif dengan Ca mammae ditemukan data yang bermasalah .

a) Data subjektif

Pasien mengatakan merasa tidak enak, mengeluh sakit pada payudara pasien mengungkapkan perasaan tidak menentu, pasien mengatakan khawatir dengan keadaan, hilangnya bagian tubuh, pasien mengeluh takut dan khawatir dengan tindakan operasi.

b) Data objektif

Pasien merintih dan meringis, teraba benjolan pada payudara, keluar cairan, dari puting susu/payudara berdarah, terdapat lekukan pada kulit (akibat distorsi ligamentum cooper).

Dari data diatas dapat dirumuskan diagnosa, keperawatan pada pasien dengan Ca mammae adalah sebagai berikut :

a) Nyeri akut berhubungan dengan efek kanker

b) Risiko tinggi terhadap infeksi berhubungan dengan ketidakadekuatan pertahanan sekunder dan imunosupresi

c) Ansietas berhubungan dengan kehilangan bagian tubuh

2) Post Operasi

Pada bagian post opcrasi dengan C a mammae ditemukan data yang bermasalah :

a) Data Subjektif

Pasien mengeluh sakit pada luka oper:asi, mengeluh malu dengan keadaan hilangnya payudara, pasien mengatakan­ merasa takut terhadap penolakan orang lain, pasien mengatakan kebutuhannya masih dibantu oleh keluarga, pasien mengatakan kurang mengetahui bagaimana perawatan dan proses penyakit.

b) Data objektif

Adanya luka pembedahan, pasien tampak merintih dan meringis, pasien tampak dibantu oleh keluarga, pembatasi rentang gerak pasien tampak lemah, pasien bertanya-tanya tentang penyakit dan keadaannya.

Dari data diatas dapat dirumuskan diagnosa keperawatan pada pasien post operatif dengan Ca mammae adalah scbagai berikut:

a) Nyeri akut berhubungah dengan prosedur pembedahan

b) Risiko infeksi berhubungan (dengan sisi masuknya organisme sekunder terhadap pembedahan (luka operasi)

c) Harga diri rendah berhubungan perubahan penampilan sekunder terhadap hilangnya bagian tubuh.

d) Gangguan citra tubuh berhubungan dengan perubahan penampilan sekunder terhadap hilangnya bagiah tubuh.

e) Kerusakan mobilitas fisik berhubungan dengan nyeri/ketidaknyamanan

f) Kurang pengetahuan berhubungan dengan, kurang terpajan informasi

b. Perencanaan

1) Pre Operatif

Merupakan langkah kedua dari proses keperawatan yang mencakup prioritas kererawatan dan rencana keperawatan. Perencanaan perawatan dibuat berdasarkan diagnosa keperawatan menurut Doenges (2000) dan Lynda Juall Carpenito (2000).

a) Prioritas diagnosa keperawatan

Prioritas diagnosa keperawatan berdasarkan masalah yang dikeluhkan oleh pasien kehidupan yaitu :

(1) Nyeri akut berhubungan dengan efek kanker

(2) Risiko tinggi terhadap infeksi berhubungan dengan ketidakadekuatan pertahanan sekunder dan imunosupresi

(3) Ansietas berhubungan dengan kehilangan bagian tubuh

Dari data diatas maka dilakukan rencana keperawatan (Marlyn E. Doenges. 2000) yaitu :

b) Rencana Keperawatan

(1) Nyeri akut berhubungan dengan efek kanker

Tujuan : Nyeri dapat terkontrol

Kriteria hasil : Melaporkan nyeri berkurang/ terkontrol; mengungkapkan metode untuk meredakan nyeri.

Intervensi :

Evaluasi derajat. nyeri/rasa tidak nyaman dengan menggunakan skala 0-10. Observasi adanya tanda-tanda non verbal dari nyeri tersebut (Rasional mengajurkan pasien untuk “melokalisasi/ mengetahui” nyeri yang menunjukkan adanya perubahan adanya perbaikan). Observasi tanda­-tanda vital tiap 6 jam (rasional: dengan mengkaji tanda-tanda vitat dapat mengidentfikasi rasa nyeri). Ajarkan tehnik distraksi (misalnya: membaca, mengobrol) dan relaksasi (misalnya : nafas dalam) (Rasionaf : Distraksi seperti: membaca, majalah, mengobrol dapat mengalihkan perhatian terhadap nyeri dan relaksasi seperti latihan nafas dalam dapat menurunkan- ketegangan otot). Anjurkan untuk mengatur posisi nyaman untuk menguerangi nyeri (Rasional: dengan posisi yang nyaman dapat mengurangi rasa sakit dan meningkatkan sirkulasi evaluasi derajat nyeri/rasa tidak nyaman dengan menggunakan skala 0-10. (untuk mengetahui kuantitas nyeri yang menunjukkan adanya perubahan dan perbaikan).

(2) Risiko tinggi terhadap infeksi berhubungan dengan ketidakadekuatan pertahanan sekunder dan imunosupresi .

Tujuan : Infeksi tidak terjadi

Kriteria hasil : Tanda-tanda, infeksi tidak ada, menunjukkan prilaku untuk meningkatkan penyembuhan.

Intervensi

Observasi tanda-tanda vital terutama suhu, kaji tanda-tanda infeksi seperti (kalor, rubor, tumor, dolor, fungsi laesa) (Rasional dengan mengobservasi tanda-tanda infeksi akan mempermudah penanganan terhadap infeksi). Tingkatkan upaya pencegahan dengan melakukan cuci tangan yang benar (Rasional: mencegah timbulnya infeksi silang (infeksi nosokormial), kolaborasi dalam pemeriksaan nilai lab WBC. (Rasional: untuk mengidentifikasi organisme sehingga dapat. Memberikan antibiotik yang terbaik).

(3) Ansietas berhubungan dengan kehilangan bagi_n tubuh

Tujuan : Ansietas dapat berkurang dan terkontrol/ diatasi.

Kriteria hasil : Mengatakan takut dan cemas menurun dan dapat ditangani, pasien tampak tenang.

Intervensi

Berikan informasi tentang diagnosis, harapan. intervensi pembedahan dan terapi yang akan datang . (Rasional: mengetahui apa yang diharapkan dapat menurunkan ansietas). Jelaskan tujuan dan persiapan untuk tes diagnostik (Rasional: pemahaman jelas akan prosedur dan apa yang terjadi meningkatkan perasaan kontrol dan mengurangi ansietas). Beri inotivasi pada pasien (Rasional: dengan motivasi pasien akan merasa. dirinya lebih berarti). Berikan lingkungan perhatian, keterlibatan dan Penerimaan untuk pasien/orang terdekat anjurkan orang terdekat ada kapanpun diinginkan (Rasional: waktu dan privasi diperlukan untuk memberikan dukungan, diskusi perasaan tentang antisipasi kehilangan dan masalah lain).

2) Post Operasi

a) Prioritas diagnosa keperawatan berdasarkan masalah yang dikeluhkan oleh pasien:

(1) Nyeri akut berhubungan dengan prosedur pemlbedahan

(2) Risiko infeksi berhubungan dengan sisi masuknya organisme sekooder terhadap pembedahan (luka operasi)

(3) Harga diri rendah berhuhungan perubahan penampilan terhadap hal sekunder hilangnya bagian tubuh

(4) Gangguan citra tubuh berhubungan dengan perubahan penampilan sekunder terhadap hilangnya bagian tubuh.

(5) Kerusakan mobilitas fisik berhubungan dengan nyeri/ketidaknyamanan.

(6) Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurang terpajan informasi

Dari data diatas maka dilakukan rencana keperawatan (Marlyn E. Doenges. 2000) yaitu :

b) Rencana keperawatan

(1) Nyeri akut berhubungan dengan prosedur pembedahan

Tujuan : Nyeri dapat terkontrol

Kriteria hasil : Pasien tampak rileks, pasien dapat mengontrol nyeri

Intervensi

Observasi tanda-tanda vital tiap 6 jam (rasional dengan mengkaji tanda-tanda vital dapat mengidentifikasi rasa nyeri). Anjurkan pasien untuk mengatur posisi yang nyaman untuk mengurangi nyeri (rasional: dengan posisi yang nyaman dapat mengurangi nyeri dan meningkatkan sirkulasi). Ajarkan pasien untuk melakukan tehnik relaksasi (misalnya : nafas dalam) dan distraksi (misalnya: membaca; mengobrol) (Rasionan dengan relaksasi nafas dalam dapat mengurangi rasa nyeri dan distraksi dapat mengalihkan perhatian terhadap nyeri). Delegatif dalam pemberian analgetik (Rasional: dengan memberikan analgetik dapat menurunkan nyeri atau spasme otot)

(2) Risiko infeksi berhubungan dengansisi masuknya organisme sekunder terhadap pembedahan (luka operasi)

Tujuan : Infeksi tidak terjadi

Kriteria hasil : Tidak ada tanda-tanda infeksi, menunjukkan pertumbuhan jaringan.

Intervensi

Observasi tanda-tanda infeksi sepertikalor, rubor, tumor, dolor, fungsio laesa (Rasional: dengan mengobservasi tanda-tanda infeksi akan mempermudah penanganan terhadap infeksi). Observasi tanda-tanda vital tiap 6 jam (Rasional: dengan mengobservasi tanda-tanda vital dapat mengetahui terjadi infeksi khususnya melalui peningkatan suhu tubuh). Rawat luka dengan tehnik aseptik (Rasional: Bila balutan kotor dan basah dapat menyebabkan iritasi dan memberikan media. untuk pertumbuhan bakteri). Kosongkan drain luka secara periodik catat jumlah dan karakteristik drainase (Rasional : akulumasi cairan meningkatkan penyembuhan da menurunkan kerentanan terhadap infeksi). Delegatif pemberian antibiotik sesuai fudikasi (Rasional : dengan pemberian antibiotik dapat membunuh perkembangan kuman).

(3) Harga diri rendah berhubungan perubahan penampilan terhadap hal sekunder hilangnya bagian tubuh

Tujuan : Harga diri pasien meningkat

Kriteria hasil : Pasien menunjukkan penerimaan diri dalam situasi, pasien tampak tenang, pasiep kooperatjf dalam program pengobatan.

Intervensi :

Berikan dukungan emosional (Rasional: kehilangan payudara menyebabkan reaksi perasaan perubahan gambaran diri). Dorong pasien untuk mengekspresikan perasaan misal: marah, berduka (Rasional : kehilangan bagian tubuh dan menerima kehilangan hasrat seksual menambah proses kehilangan yang membutuhkan penerimaan). Berikan penguatan positif untuk meningkatkan/ perbaikan dan partisipasi program pengobatan (Rasional : mendorong keianjutan prilaku sehat).

(4) Gangguan citra tubuh berhubungan dengan perubahan penampilan sekunder terhadap hilangnya bagian tubuh

Tujuan : Gangguan citra tubuh tidak terjadi

Kriteria hasil : Menyatakan dan menunjukkan penerimaan atas penampilan.

Intervensi.

Anjurkan pasien untuk mengungkapkan perasaannya tentang diagnosa kanker payudara, pengobatannya, dampak yang diharapkan atas gaya hidup. (Rasional meningkatkan penerimaan terhadap perubahan yang terjadi).Evaluasi perasaan pasien mengenai kehilangan payudara pada identitas seksual, hubungan dan citra tubuhnya (Rasional: meningkatkan kesadaran diri pasien). Bantu pasien untuk memisahkan penampilan tisik dati perasaan makna diri (Rasional: meningkatkan citra diri yang positif). Ijinkan pasien mengungkapkan emosi negatif seperti marah (Rasional : meningkatkan koping, ini adalah reaksi normal terhadap kehilangan).

(5) Kerusakan mobilitas fisik berhubungan dengan nyeri/ ketidaknyamanan

Tujuan : Pasien mampu melakukan aktivitas atau mobilitas secara bertahap

Kriteria hasil : Pasien mampu melakukan mobilisasi dini secara bertahap.

Intervensi

Berikan lingkungan yang nyaman dan tenang. (Rasional : memberi dan meningkatkan relaksasi guna melepaskan ketergantungan setelah operasi). Bantu dan dorong dalam melakukan aktivitas sesuai kemampuan (Rasional : meningkatkat kemampuan olot dan sirkulasi). Latih dan awasi pasien untuk melakukan gerak aktif rnaupun pasif (Rasional: untuk melatih mobilisasi dan memudahkan resolusi inflamasi jaringan yang cedera). Libatkan pasien dan keluarga dalam pemenuhan ADL (Rasional: memenuhi kebutuhan ADL pasien dan menghemat energi, cegah kelelahan).

(6) Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurang terpajan informasi

Tujuan : Pengetahuan pasien bertambah

Kriteria hasil : Pasien mengatakan paham dengan proses penyakit dan pengobatan pasien berpartisipasi pada program pengobatan.

Intervensi

Kaji tingkat pemahaman pasien tentang proses penyakit. (Rasional: mengidentifikasi area kekurangan pengetahuan). Beri informasi tentang penyakitnya (Rasional memberikan dasar pengetahuan sehingga pasien dapat membuat pilihan yang; tepat dan dapat menurunkan ansietas). Diskusikan perlunya keseimbangan kesehatan. nutrisi, makan dan pemasukan cairan yang. Adekuat (Rasional : memberikan nutrisi optimal dan mempertahankan volume sirkulasi untuk meningkatkan regenerasi jaringan atau proses penyembuhan).

c. Pelaksanaan

Pelaksanaan atau implementasi merupakan pelaksanaan perencanaan keperawatan oleh perawat dan klien hal-hal yang harus diperhatikan ketika melakukan pelaksanaan validasi, penguasaan keterampilan interpersonal, intelektual dan teknikal, intervensi harus dilakukan dengan cermat dan efisien pada situasi yang tepat, keamanan fisik dan psikologi dilindungi dan dokumentasi keperawatan berupa pencatatan dan pelaporan (Gaffar, La Ode Jumadi, 1999).

d. Evaluasi

Setelah melaksanakan tindakan keperawatan maka hasil yang. diharapkan adalah sesuai dengan rencana tujuan yaitu:

1) Pre Operatif

a) Nyeri dapat dikontrol

b) Infeksi tidak terjadi

c) Ansietas dapat berkurang dan terkontrolidiatasi

2) Post Operatif

a) Nyeri dapat dikontrol

b) lnfeksi tidak terjadi

c) Harga diri pasien meningkat

d) Ganguan citra tubuh tidak terjadi

e) Pasien mampu. melakukan aktivitas atau mobilitas secara bertahap

f) Pengetahuan pasien bertambah